Hai kamu... aku tidak tahu darimana aku menyapamu atau kamu menyapaku. Pertemuan kita sudah seperti cerita dongeng, tidak ada yang di rencanakan, mengalir. Bahkan sejatinya dari dahulu kita saling kenal, saling melihat, dari jauh. Hanya saja diantara kita sama-sama tidak mencari kesempatan untuk sekedar bertemu. Ya... kita sempat egois dan tidak saling menyapa, hanya melihat dari jauh dan sama-sama tersenyum, dalam hati. Tapi aku tetap bersyukur... di akhir penantianku yang hampir saja mundur dari mimpi, tetiba Tuhan mengharuskan kita untuk saling menyapa dan mengharuskan kita untuk memiliki kepentingan bersama.
Sekarang pun sebenarnya aku sedang mencari rasional pikranku.. rasional alasanmu kenapa berani memilihku hanya dalam waktu jeda yang mungkin bisa dianggap prematur. Kadang di kepalaku ini hanya terpenuhi irrasional-irrasional yang tidak jarang menuntunku ke jalan yang kurang bagus. Nah Tuhan mengirimmu, iya kamu... untuk membantu aku memahami hal-hal yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Hari ini aku kembali berpikir lebih dan lagi... tidak sengaja satu lagu membuatku berhenti dan membuatku tersentak dengan lirik sederhananya.. Aku seakan ada di dalamnya, dengan mu...
..........
Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan
Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
Biar kita jalan
ke depan
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Aku ingin lama jadi petamu
aku ingin jadi jagoan mu
aku ingin jadi jagoan mu
..........
Aku kadang takut kamu bosan. Bosan dengan pertanyaan-pertanyaan ku yang menunjukkan keraguanku akan kita. Tapi aku tidak berhenti bersyukur lagi... kamu dengan sabar dan telaten menjawab semua pertanyaan retorisku, pertanyaan konyolku.
Sebentar... pernahkan kamu sadar sayang? aku tidak memiliki hal-hal yang bisa kamu banggakan. Yang membuat kamu bangga memilihku.
Coba kamu telaah lagi sayang... apa bisa aku mengimbangi mu, mengimbangi pola pikirmu, mengimbangi prinsip hidupmu, menemanimu menuju tujuan hidupmu, menemanimu dalam semua rutinitasmu.
Look at me dear... aku tidak bisa menemanimu setiap waktu, aku tidak mengerti tentang hal-hal favoritmu, klub sepakbola kesayanganmu. Aku tidak bisa menemanimu berdiskusi tentang pekerjaanmu yang di luar, tentang film-film yang yang seru buatmu, tentang dunia politik, tentang buku, tentang musik-musik easy listeningmu. Aku tidak bisa menjamumu sepulang kerjamu, tidak bisa menyeduhkan kopi pelepas lelahmu. Aku tidak bisa membuatmu bangga menggandengku di acara-acara mu. Dunia aku kecil sayang... berpikirlah jauh tentang itu... Hingga sekarangpun aku masih belajar merunuti pola pikirmu. Aku untuk sekarang hanya tahu bagaimana cara belajar memahamimu.. membuatmu tenang dan hal-hal kecil lain yang terkadang tidak sempat kamu pikirkan, aku mencoba mengisinya.
Jadi... sayang... aku mohon kamu membimbingku dengan sabarmu. Meneriakiku dengan kasihmu. Menuntunku dengan halusmu. Merangkulku dengan hangatmu.
Agar nantinya aku bisa menjadi wanita mu yang tidak membuatmu jatuh. Aku bisa membanggakan orang tua mu. Aku bisa memiliki pola pikir luas untuk melihat dunia, dunia luar, duniaku, dunia mu, dan dunia kita.
Aku memohon untuk itu... jangan terlalu lena dengan adaku sekarang. Tegur aku dengan sabarmu... sungguh tegur aku agar aku bisa berbenah dan bisa menjadi wanita yang siap dan tegar berjalan di sampingmu bagaimanapun keadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar