Rabu, 25 Februari 2015

Seorang perempuan (by itsibarani)

Bagimu Hawa, mencintai bukan hanya perkara keikhlasan semata; ialah kepercayaan bahwa kesabaran tak berusia. Untuk perkara gemuruh di dada, hanyalah fatamorgana semata, yang tak ingin halilintarnya menyakiti ia yang kau sebut Adam.
Usahamu ialah tatapan kepada langit yang begitu sepi warnanya, sedang langkahmu hanya berada di ayunan. Kemudian kau akan mencoba  menyelimuti dukamu dengan senyuman, yang kau lupa, tak kan selamanya hatimu selamat. Kau selalu percaya, bahwa hujan tak mungkin tiba, tanpa pelangi setelahnya. Sebab itu, kau mematahkan lelah dan kerap menghadiahi kakimu yang patah dengan banyak tabah.
Terkadang, bahagia merambat begitu perlahan hingga memaksamu untuk mengakar pada amarah; tapi ia selalu tiba, tepat pada waktuNya. Percayalah, pada getir yang kau ikhlaskan di atas sajadah; sebab kepadaNya-lah rahasia semesta berpasangan dengan jawaban-jawaban. Percayalah, nyeri yang kau genggam, tak hanya engkau yang merasakan sendirian; dan percayalah, aku pun merasakan demikian, meski dengan skenario yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar