Beliau seseorang yang sangat menghargai setiap moment penting di detik hidupnya, bahkan hal kecil yang kadang aku pun melupa. Sering 27 ke sekian kita terlewati begitu saja karena acuhku, tetapi beliau dengan sabar menunggu aku mengucap syukur di akhir hari dengan senyum dari semua hal yang kita dapat.
Suatu ketika aku sudah berpusing-pusing memikirkan hal yang dianggap biasa bagi orang yang telah melewatinya. Aku mengaku agak kewalahan memikirkan tugas akademik dan non akademikku, Hmm salah aku sendiri juga tidak mengindahkan masukan beliau agar fokus di akademik saja dan dasar aku nya gak bisa diem.
Hampir setiap hari saat aku melewati masa-masa menyelesaikan tugas akhir dari studi ku, aku selalau merengek melepas penat dan jenuh dari semuanya ke beliau. Sabar beliau menanggapi rengekku, yah walaupun aku tahu beliau sedikit menahan emosinya sendiri karena sebenarnya beliau lebih butuh istirahat dan perhatian dari penat kerjanya.
Aku.. merasa seperti putri yang selalu dimengerti keinginanku. Setiap aku masih berpikir untuk menginginkan apa. Setiap itu pula beliau sudah menghadirkan inginku itu secara nyata di depanku.
Beliau di tengah sibuk dan penatnya mengurus memikirkan kerjaan, sengaja menyisihkan beberapa jam untuk sekedar mendengar peluhku secara langsung di buitenzorg, yaah setelah melewati perdebatan tentunya. Tetapi beliau selalu tahu mauku :)
Jalan-jalan santai yang sebenernya tidak santai, karena beliau diburu waktu,, dan lebih tepatnya jalan-jalan untuk membeli beberapa perlengkapan kebutuhan kerja beliau. Dengan manyunlah aku menemaninya, ini namanyanya bukan me time ;( . Tapi aku selalu berterimakasih pada beliau yang ikhlas menyambangi buitenzorg walaupun cuma 2jam. Hitungan waktu yang sangat sedikit untuk ukuran jarak ibu kota dengan buitenzorg. Apa boleh di kata, memang beliau super disiplin, ngomong a ya jadinya a, b ya jadi nya b, gak peduli sama putri yang lagi ngambek dan nangis di tempat umum :D
Penutup hari itu, sebuah pants cantik warna ungu, yang beliau pilihkan untuk menemani masa penting di agenda akhir studiku, pesan beliau singkat 'aku tidak bisa menemanimu secara fisik, tapi doa selalu yang terbaik untuk yang tercantik' melelehlah aku. Sumringah aku menjalani seminar hasil penelitian yang sering dianggap momok bagi sebagian mahasiswa yang memiliki pola pikir seperti aku ini.
Banyak rengekan selewatku yang beliau kabulkan, sepatu cantik molly... Ya aku mendapatkannya sebagai reward aku telah menyelesaikan karya tulis terbaikku dalam akademik.
Diam-diam beliau mengirimku sepasang sepatu cantik. Marahlah aku seketika itu, tetapi lagi-lagi aku meleleh dengan sisipan kata yang mengiringi setiap benda yang dengan manis beliau tujukan untukku 'Untuk Perempuanku...'
Coat cantik juga berada di depanku bebrapa hari sebelum hari raya, untuk menemani masa-masa kerjaku di kehidupan pasca kuliahku juga beliau kirimkan melalui pos. Sesuai janji beliau, "Kita akan banyak bermain dengan jarak sayang'
Banyak hal-hal yang membuat aku marah, yah wajar, memang makhluk bernama perempuan itu selalu lebih detail perihal hemat penghematan.
Lalu... apalagi kejutan yang beliau beri dalam bentuk benda kepadaku? Ah jangan banyak bertanya, aku pun tidak bisa menghitung jumlahnya dan mengingat lagi setiap detail ceritanya. Yah maklum, karena kemampuanku mengingat tidak secermat beliau, ehehe...
Proud of you Kak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar