Rabu, 22 April 2015

SK's

Aku, menelaahnya seperti aku mengitung pasir waktu, akan selama nya aku menggunakan kata proses untuk menemani nya, berjalan dan beriring, kita menyepakati itu. Tidak butuh alasan lagi bagiku untuk sekedar menyampaikan rasa, jika sudah sama-sama benar mengeja tujuan dan harapan, semua menjadi ringan, tak pelak aku mengurai tangis, mengharu manis. Seperti aku sampaikan, ak lebih suka kembang daripada bunga, entah walaupun hanya berbeda penulisan dan ejaan, aku menganggapnya sangat berbeda dalam penilaian dan pandangan, karena nya aku tetap menganggapmu berbeda dan berkesan. Aku tidak perlu menulis, melisankan dan apa-apa yang berlebih mengenai hal menyampaikan, saat ditatap mu aku sungguh sudah merasa tersampaikan semua pengharapan. Karena aku merasa berpulang jika memelukmu, karena aku selalu ingin mengenalkanmu dengan sekitarku, hanya itu sebenarnya alasanku. Aku tidak takut jatuh, karena aku sudah merasakan jatuh, karena aku telah penuh kau rengkuh, apalagi kamu meyakinkanku, kamu disekitarku mengenggamku, penenanganmu. I miss you so bad, I dont know what else there is to say...




Sincerely love you
 
_yours

Kamis, 05 Maret 2015

Sebentar, coba kamu berpikir dulu...

Hai kamu... aku tidak tahu darimana aku menyapamu atau kamu menyapaku. Pertemuan kita sudah seperti cerita dongeng, tidak ada yang di rencanakan, mengalir. Bahkan sejatinya dari dahulu kita saling kenal, saling melihat, dari jauh. Hanya saja diantara kita sama-sama tidak mencari kesempatan untuk sekedar bertemu. Ya... kita sempat egois dan tidak saling menyapa, hanya melihat dari jauh dan sama-sama tersenyum, dalam hati. Tapi aku tetap bersyukur... di akhir penantianku yang hampir saja mundur dari mimpi, tetiba Tuhan mengharuskan kita untuk saling menyapa dan mengharuskan kita untuk memiliki kepentingan bersama.
Sekarang pun sebenarnya aku sedang mencari rasional pikranku.. rasional alasanmu kenapa berani memilihku hanya dalam waktu jeda yang mungkin bisa dianggap prematur. Kadang di kepalaku ini hanya terpenuhi irrasional-irrasional yang tidak jarang menuntunku ke jalan yang kurang bagus. Nah Tuhan mengirimmu, iya kamu... untuk membantu aku memahami hal-hal yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Hari ini aku kembali berpikir lebih dan lagi... tidak sengaja satu lagu membuatku berhenti dan membuatku tersentak dengan lirik sederhananya.. Aku seakan ada di dalamnya, dengan mu...
..........
Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan
Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan
Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Engkau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Aku ingin lama jadi petamu
aku ingin jadi jagoan mu
..........
Aku kadang takut kamu bosan. Bosan dengan pertanyaan-pertanyaan ku yang menunjukkan keraguanku akan kita. Tapi aku tidak berhenti bersyukur lagi... kamu dengan sabar dan telaten menjawab semua pertanyaan retorisku, pertanyaan konyolku.
Sebentar... pernahkan kamu sadar sayang? aku tidak memiliki hal-hal yang bisa kamu banggakan. Yang membuat kamu bangga memilihku.
Coba kamu telaah lagi sayang... apa bisa aku mengimbangi mu, mengimbangi pola pikirmu, mengimbangi prinsip hidupmu, menemanimu menuju tujuan hidupmu, menemanimu dalam semua rutinitasmu. 
Look at me dear... aku tidak bisa menemanimu setiap waktu, aku tidak mengerti tentang hal-hal favoritmu, klub sepakbola kesayanganmu. Aku tidak bisa menemanimu berdiskusi tentang pekerjaanmu yang di luar, tentang film-film yang yang seru buatmu, tentang dunia politik, tentang buku, tentang musik-musik easy listeningmu. Aku tidak bisa menjamumu sepulang kerjamu, tidak bisa menyeduhkan kopi pelepas lelahmu. Aku tidak bisa membuatmu bangga menggandengku di acara-acara mu. Dunia aku kecil sayang... berpikirlah jauh tentang itu... Hingga sekarangpun aku masih belajar merunuti pola pikirmu. Aku untuk sekarang hanya tahu bagaimana cara belajar memahamimu.. membuatmu tenang dan hal-hal kecil lain yang terkadang tidak sempat kamu pikirkan, aku mencoba mengisinya.
Jadi... sayang... aku mohon kamu membimbingku dengan sabarmu. Meneriakiku dengan kasihmu. Menuntunku dengan halusmu. Merangkulku dengan hangatmu. 
Agar nantinya aku bisa menjadi wanita mu yang tidak membuatmu jatuh. Aku bisa membanggakan orang tua mu. Aku bisa memiliki pola pikir luas untuk melihat dunia, dunia luar, duniaku, dunia mu, dan dunia kita. 
Aku memohon untuk itu... jangan terlalu lena dengan adaku sekarang. Tegur aku dengan sabarmu... sungguh tegur aku agar aku bisa berbenah dan bisa menjadi wanita yang siap dan tegar berjalan di sampingmu bagaimanapun keadaannya.




Terimakasih.... telah menerimaku dengan segala kebodohan dan kekonyolanku mengahadapi mu dan dunia mu...

Rabu, 25 Februari 2015

Seorang perempuan (by itsibarani)

Bagimu Hawa, mencintai bukan hanya perkara keikhlasan semata; ialah kepercayaan bahwa kesabaran tak berusia. Untuk perkara gemuruh di dada, hanyalah fatamorgana semata, yang tak ingin halilintarnya menyakiti ia yang kau sebut Adam.
Usahamu ialah tatapan kepada langit yang begitu sepi warnanya, sedang langkahmu hanya berada di ayunan. Kemudian kau akan mencoba  menyelimuti dukamu dengan senyuman, yang kau lupa, tak kan selamanya hatimu selamat. Kau selalu percaya, bahwa hujan tak mungkin tiba, tanpa pelangi setelahnya. Sebab itu, kau mematahkan lelah dan kerap menghadiahi kakimu yang patah dengan banyak tabah.
Terkadang, bahagia merambat begitu perlahan hingga memaksamu untuk mengakar pada amarah; tapi ia selalu tiba, tepat pada waktuNya. Percayalah, pada getir yang kau ikhlaskan di atas sajadah; sebab kepadaNya-lah rahasia semesta berpasangan dengan jawaban-jawaban. Percayalah, nyeri yang kau genggam, tak hanya engkau yang merasakan sendirian; dan percayalah, aku pun merasakan demikian, meski dengan skenario yang berbeda.

Minggu, 22 Februari 2015

Waktu

Aku kira hitungan detik, menit dan jam pada waktu itu sama. Ternyata sama atau tidaknya periode dalam waktu itu tergantung kita yang merasakannya. Sama seperti kita melihat sesuatu, seharusnya selalu dua sisi.
Baru beberapa waktu lalu aku melutut sangat melutut meminta. Meminta sesuatu yang selama ini dipinta orang tua ku kepadaku. Mereka tahu aku tidak bisa memberikannya, karenanya aku memilih meminta lagi pada Sang Pengatur.
Lucu memang jika di tengok beberapa waktu ini. Bukan bulan kemarin atau tahun kemarin, tetapi kemarin, ya kemarin. Aku bersungguh mengeja nama mu di hadapNya. Ya mengeja namamu, yang wujudnya pun aku tidak tahu. Aku tidak mengenalmu namun aku sudah mengeja namamu.
Aku tidak tahu juga, aku sedang mencari logika hingga detik ini pun. Darimana aku bisa mendapatkan pikiran mengeja namamu di pintaku.
Bukan hanya aku tidak mengetahui wujudmu, aku bahkan tidak pernah memiliki circle yang berdekatan denganmu. Namun entah apa, menyebutmu, aku seakan biasa, aku tidak asing dengan namamu, aku tidak asing pula dengan hal-hal yang ada di sekitarmu.
Tuhan, sekali lagi aku masih belum memercayai ini. Ya aku tidak percaya jika hitungan waktu setiap manusia itu sama. Aku bahkan tidak bisa membedakan dahulu dengan kemarin. Aku tidak bisa membedakan keduanya.
Sekali lagi waktu.. sudah diaturNya menjawab doa-doa pintaku. Tidak melulu tentang lama atau tidaknya kita mengenal, menyapa, dan beradu. Sudah diaturNya jalan kita untuk bertemu.
Sekarang aku benar-benar memercayainya,, walaupun tetap aku masih belum menemukan logika jalan kita bertemu.

Rabu, 04 Februari 2015

Molly

Beliau seseorang yang sangat menghargai setiap moment penting di detik hidupnya, bahkan hal kecil yang kadang aku pun melupa. Sering 27 ke sekian kita terlewati begitu saja karena acuhku, tetapi beliau dengan sabar menunggu aku mengucap syukur di akhir hari dengan senyum dari semua hal yang kita dapat.

Suatu ketika aku sudah berpusing-pusing memikirkan hal yang dianggap biasa bagi orang yang telah melewatinya. Aku mengaku  agak kewalahan memikirkan tugas akademik dan non akademikku, Hmm salah aku sendiri juga tidak mengindahkan masukan beliau agar fokus di akademik saja dan dasar aku nya gak bisa diem.
Hampir setiap hari saat aku melewati masa-masa menyelesaikan tugas akhir dari studi ku, aku selalau merengek melepas penat dan jenuh dari semuanya ke beliau. Sabar beliau menanggapi rengekku, yah walaupun aku tahu beliau sedikit menahan emosinya sendiri karena sebenarnya beliau lebih butuh istirahat dan perhatian dari penat kerjanya.

Aku.. merasa seperti putri yang selalu dimengerti keinginanku. Setiap aku masih berpikir untuk menginginkan apa. Setiap itu pula beliau sudah menghadirkan inginku itu secara nyata di depanku.

Beliau di tengah sibuk dan penatnya mengurus memikirkan kerjaan, sengaja menyisihkan beberapa jam untuk sekedar mendengar peluhku secara langsung di buitenzorg, yaah setelah melewati perdebatan tentunya. Tetapi beliau selalu tahu mauku :)
Jalan-jalan santai yang sebenernya tidak santai, karena beliau diburu waktu,, dan lebih tepatnya jalan-jalan untuk membeli beberapa perlengkapan kebutuhan kerja beliau. Dengan manyunlah aku menemaninya, ini namanyanya bukan me time ;( . Tapi aku selalu berterimakasih pada beliau yang ikhlas menyambangi buitenzorg walaupun cuma 2jam. Hitungan waktu yang sangat sedikit untuk ukuran jarak ibu kota dengan buitenzorg. Apa boleh di kata, memang beliau super disiplin, ngomong a ya jadinya a, b ya jadi nya b, gak peduli sama putri yang lagi ngambek dan nangis di tempat umum :D
Penutup hari itu, sebuah pants cantik warna ungu, yang beliau pilihkan untuk menemani masa penting di agenda akhir studiku, pesan beliau singkat 'aku tidak bisa menemanimu secara fisik, tapi doa selalu yang terbaik untuk yang tercantik' melelehlah aku. Sumringah aku menjalani seminar hasil penelitian yang sering dianggap momok bagi sebagian mahasiswa yang memiliki pola pikir seperti aku ini.

Banyak rengekan selewatku yang beliau kabulkan, sepatu cantik molly... Ya aku mendapatkannya sebagai reward aku telah menyelesaikan karya tulis terbaikku dalam akademik.
Diam-diam beliau mengirimku sepasang sepatu cantik. Marahlah aku seketika itu, tetapi lagi-lagi aku meleleh dengan sisipan kata yang mengiringi setiap benda yang dengan manis beliau tujukan untukku 'Untuk Perempuanku...'
Coat cantik juga berada di depanku bebrapa hari sebelum hari raya, untuk menemani masa-masa kerjaku di kehidupan pasca kuliahku juga beliau kirimkan melalui pos. Sesuai janji beliau, "Kita akan banyak bermain dengan jarak sayang'
Banyak hal-hal yang membuat aku marah, yah wajar, memang makhluk bernama perempuan itu selalu lebih detail perihal hemat penghematan.
Lalu... apalagi kejutan yang beliau beri dalam bentuk benda kepadaku? Ah jangan banyak bertanya, aku pun tidak bisa menghitung jumlahnya dan mengingat lagi setiap detail ceritanya. Yah maklum, karena kemampuanku mengingat tidak secermat beliau, ehehe...
Proud of you Kak

Menulis cinta

Hiyaap,, aku sedang membiarkan diriku untuk hanyut lagi dalam semua yang dulu memerah jambu,, yaa aku mengampuni diriku kali ini,, sedikit mengingat mungkin bisa membuat tenang pikiran setidaknya beberapa hari kedepan.

Permulaan segala hal yang aku sebut merah jambu, banyak hal yang tidak aku kira akan aku dapatkan. Dan lagi-lagi hobi beliau yang senang membuatku berpikir dan nangis penasaran. Voila... beliau menghadiahiku sebuah lagu dari Dian HP dan Ubiet, yang notabene saat itu masih asing dan genre nya pun bukan aku bangeeeet. Bahkan aku sempet merinding takut waktu dengar alunan lagu nya pertama kali.
Beliau sengaja mengirimkan lagu itu by email, ya email,, hal yang tidak pernah ada dipikiranku sebelumnya lagi-lagi. Memang beliau selalu mempunyai cara manis ehmm sedikit kaku, untuk selalu mengingatkanku pada hal merah jambu.

Sudah-sudah, ini liriknya, semacam permintaan tidak langsung nya beliau sih isinya :)

Menulis Cinta
By Dian HP danUbiet

You ask me to write down the word love
I didn't know the first letter nor the rest
I took the entire alphabet upside down
But graves merely fraud words

Don't ask me to write down love anymore
These letters of mine isn't enough
Do not even suffice for your name

Because love is you
Whom I can not sight
Except in my heart beat

Kau minta aku menulis cinta
Aku tak tahu huruf apa yang pertama dan seterusnya
Ku bolak-balik seluruh abjad
Kata-kata cacat yang kudapat

Janganlah lagi minta aku menulis cinta
Huruf-huruf ku tak tahu
Bahkan tak cukup untuk namamu

Sebab cinta adalah kau
Yang tak mampu kusebut
Kecuali dengan denyut


Janganlah lagi minta aku menulis cinta
Huruf-huruf ku tak tahu
Bahkan tak cukup untuk namamu

Sebab cinta adalah kau
Yang tak mampu kusebut
Kecuali dengan denyut


Dear you

Memang tak ada banyak waktu untuk kita bertemu
Memang tak ada harta berlimpah untuk terus berpesta
Memang tak ada kata syahdu yang selalu terucap untukmu
Memang tak ada fisik sempurna yang akan membuatmu bangga
Tapi ada kesetiaan yang menjadi tawaran


Secuil ini kata yang beliau kirim via sosmed di salah satu akun sosmed ku. Aku tahu, beliau pasti mengumpulkan beribu kemauan dulu untuk sekedar membuka sosmed dan menulisnya, karena beliau ku termasuk bukan golongan yang hobi ber-sosmed ;')

Beliau ku dan segala negatifnya, ooopss

Beberapa waktu ini kembali sering tersayat, mengingat hal-hal yang dulu menyumbang merah jambu dengan beliau
sering beliau menceritakan perjalanan yang dilewati menuju dan sepulang kerja, beliau sering menekankan, "bersyukurlah untuk kehidupan yang kita dapat hari ini, ingat di jakarta itu bersyukur sangat mahal, maka itu akupun ingin menghabiskan masa tua dengan damai di desa, dan karena nya pun aku memilihmu, walaupun kamu perempuan pelosok ^^ " . Ya sesederhana itu beliau menggabungkan nasihat dan cumbuan kata kepadaku, kadang aku perlu berkerut dahulu, sebelum memahami arti tiap kata dan teguran beliau. Beliau memang makhluk Tuhan yang ditakdirkan selalu membuatku berpikir, ya.. berpikir untuk memahami semua makna dalam diamnya. Uuff sungguh menyebalkan sebenarnya beliau ini, tidak pernah sekalipun menyampaikan maksudnya dengan tegas, menyampaikan tegurannya dengan langsung, ya hanya dengan diam dan senyuman, dan aku harus mengartikan semuanya itu sendiri. Salah-salah aku mengartikan, bisa habislah aku dengan diamnya beliau yang bakal awet, kek diplester :D.
Bayangkan kalian seorang yang super duper ekstrovert, dan pasangan kalian seorang yang amat sangat sangat sangat introvert, iya,, aku mengulang kata sangat, karena beliau ku ini adalah seperti itu.
Aku terbiasa selalu berpikir dengan langsung, tanpa babibu peritungan bolakbalik, dan beliau, hmmm super teliti, setiap apapun yang beliau lakukan akan beliau lakukan dengan cermat mungkin dengan pertimbangan peritungan atau perkalian -_-. Sering aku dapat teguran keras, perihal cara berpikirku yang cenderung childish, tapi seharusnya beliau tahu dan merasa, aku hanya bersikap seperti itu di depan orang yangmembuatku nyaman dan aku anggap mengerti duniaku. Entahlah,, Im proud to be me sehingga bisa mengimbangi berpikir dengan beliau.
Semua sekarang sudah menjadi catatan kaki di perjalananku, mungkin  tidak bisa aku taruh di hal terluarku. Karena sungguh beliau sangat berperan dalam setiap pemikiran yang aku punyai sekarang. Entah beliau sekarang sedang sering memikirkanku atau tidak. Yang aku tahu hanya sering akhir-akhir ini beliau menyelip di antara tugas-tugas kerjaku yang menumpuk, diantara lelahku nahan kantuk sepulang kerja, diantara angin-angin polusi yang mengiringiku di setiap perjalanan kerja. Bahkan... harum badannya yang khas sering tetiba tercium olehku, dan saat inilah yang membuatku selalu terhenyak hanya dengan menyebut nama pendeknya . Nama yang sangat pendek, tapi sangat berat artinya :) . Proud of you Kak.
Sudah ah aku mengingat negatif beliau yang tidak pernah ada menurutku. Beliau selalu benar di mata ku, selalu.. ya.. paling tidak sekarang-sekarang ini aku selalu membenarkan semua pemikiran beliau yang aku salahkan dahulu-dahulu.

Selasa, 03 Februari 2015

Sabarmu

Sembari menunggu dalam jeda, selalu terkirim canda yang jelita dengan caramu, cara yang menurutmu klasik dan hanya kita yang berdendang dalam kata
Disetiap mentari yang selalu berpasang dengan senja, disetiap itu pula kau menunggu di seberang, tanpa pandangan jalang, hanya peluk yang membentang
Setiap gaduh rasaku kau terjemahkan dengan tenang, aku heran, tiap aku bermaaf selalu kau balas dengan kecup, seakan sabarmu selalu buatku cukup
Padahal beribu lumpur sudah didiriku berbaur, dengan sendu memang kau mengelusku, tapi sendumu dengan cepat ingin kuubah menjadi rindu
Mengelusku, menarikku dari pikiran rendah karena gundah, mengajariku berjalan, sebenar-benarnya berjalan, pelan dan bertujuan
Lukaku masih menganga memang, dengan sabar kau memberi tenang, padahal beribu sudah aku menghilang, tetap kau menunggu tanpa bimbang
Aku sedang tidak ingin berlari, aku sedang mencoba ingin berdiri, sendiri, dari kamu aku mndapat makna, dari kamu aku mendapat sukma, serasa

H- ... jam

Penghujung 2012, seusia yang akan aku tuju tahun ini
seseorang bernama 'kamu' telah menyapa kehidupanku di tahun ke 21
seseorang yang menuntunku pada nalar yang belum pernah aku jamah sebelumnya
nalar pada kehidupan-kehidupan yang sepenuhnya tidak berisi kuliah, makan bareng temen, jalan, nonton,
aku mulai belajar tentang kehidupan lain, tentang sedih yang berbalut senyum, tentang memberi tanpa berlabel ikhlas, bahkan berlakon tanpa topeng drama
aku mulai belajar tentang mengatur waktu, menghargai diri sendiri, membagi kebutuhan, dan membagi perasaan
aku mulai belajar bahwa merah jambu tidak melulu mengenai kata-kata manis dan waktu-waktu yang harus dilewati bersama dengan pertemuan fisik
aku mulai belajar tentang cara memabaca seseorang dari senyum dan diamnya
aku mulai belajar mengolah rasa yang bernama rindu, mengalihkan pikiran ke hal yang lebih memacuku untuk berkembang
aku mulai belajar, terpaksa menghilangkan sifat dan sikap rengekan manja yang selalu jadi senjata ampuh setiap perempuan, tapi untuk hal satu ini, aku justru lebih mudah 'jatuh' hanya dengan melihatmu
aku 'jatuh' karena aku merasa aku tidak mampu menjadi perempuanmu yang selama ini bisa kamu banggakan di depan kolega-kolega mu
aku merasa jatuh karena aku tidak bisa menemani setiap lelah mu, menghilangkan semua penatku, sering bahkan aku justru menambah suntukmu dengan rengekku

aku mulai belajar, memahami hal yang diam, menghangatkan hal yang dingin, men-tabukan hal bernama mengeluh, dan hal besar lain
oh iya, aku juga belajar mandiri materi di umur ini, dan itu karena kamu,
aku belajar dari semua obrolan jarang kita ditengah istrhatmu,
aku belajar melawan terik hanya untuk mengalahkan egoku, aku tidak mau terlihat rendah di mata mu,  karena aku juga ingin ak benar-benar layak kamu banggakan

seumurmu di tahun 2012 lalu, aku menganggap pikiranmu terlalu tua, dan kolot, kamu selalu membiarkanku, memercayakan semua kepadaku, dari hal kecil hingga besar,
aku tahu, ini cara kamu membuatku dewasa
kamu membiarkanku menangis, tertawa, dan pearasaan tidak jelas lainnya, tanpa kamu menemaniku secara fisik pada saat itu juga,
aku tahu ini cara terbaikmu,
membiarkan imajinasiku bergerak kemanapun aku suka, tanpa kamu menaruh curiga di dalamnya
aku mengaku kalah tetntang kepercayaan di hadapmu
justru aku yang sering menimbun curiga dan membuat sesak dadaku sendiri
tapi aku selalu bangga atas semua yang telah kamu raih ditahun ke 24 mu, termasuk mengalahkan egoku untuk merunduk di rengkuhmu